Sabtu, 07 November 2015

Resensi Novel

RESENSI NOVEL
PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS
“THE LIGHTNING THIEF”

Judul resensi               : Pencuri Petir Dewa Langit
Penulis                        : Rick Riordan
Penerbit                      : Mizan Fantasi
ISBN                           : 978-979-433-540-6
Tahun terbit                 : Cetakan VII, Juli 2010
Genre                         : Fantasi
Tebal buku                  : 454 Halaman
SINOPSIS
The Lightning Thief adalah buku pertama dari serial Percy Jackson And The Olympians karya Rick Riordan. Bercerita tentang tokoh utama yang bernama Percy Jackson, seorang anak berumur 12 tahun, penderita penyakit disleksia dan GPPH (hiperaktif). Setiap ia membaca, huruf akan melayang-layang tak beraturan karena otaknya terprogram untuk membaca huruf Yunani kuno. Ia adalah pribadi yang implusif dan hiperaktif. Akibat penyakitnya itu, ia sering dikeluarkan dari sekolah berkali-kali karena sering membuat masalah. Tetapi itu hanya sedikit dari sekian masalah yang terus menerus menghampirinya sampai ia sampai pada tempatnya yang sesungguhnya yaitu perkemahan blasteran.
Perkemahan blasteran merupakan tempat khusus untuk anak keturunan dewa. Di perkemahan itu dikumpulkan seluruh anak dewa – manusia yang dikelompokkan pada kabin-kabin tertentu berdasarkan siapa dewa atau dewi yang menjadi ayah atau ibu mereka. Di perkemahan tersebut juga terdapat makhluk yang tidak bisa dibayangkan Percy dapat dilihat di dunia sekarang ini seperti satir, centaurus, Cyclops, dan monster-monster lainnya.

Pada saat diklaimnya Percy sebagai putra Poseidon, sebelumnya telah terjadi perselisihan antara Zeus (dewa langit) dan Poseidon (dewa laut). Selang beberapa waktu, petir asali Zeus yang merupakan lambang kekuasaannya yang terbuat dari perunggu-bintang berkelas tinggi dengan ujungnya yang ditutupi bahan peledak tingkat dewa telah dicuri. Karena hukum kuno dewa mengatakan seorang dewa tidak bisa mencuri lambang kekuasaan dewa lain tanpa bantuan anak-anaknya, maka Percy sebagai putra Poseidon dituduh sebagai pelaku utama pencuri petir asali Zeus. Dan Percy hanya mempunyai waktu 10 hari untuk mencari dan mengembalikan benda keramat tersebut, serta mendamaikan kembali perang yang hampir pecah di gunung Olympus.

BIOGRAFI PENULIS
Richard Russell Riordan atau yang akrab dipanggil Rick Riordan lahir pada 5 Juni 1964, di San Antonio Texas. Dia lulus dari Universitas Texas di Austin pada 1986, tempat dia mendalami Bahasa Inggris dan Sejarah. Selama lima belas tahun, dia mengajar di sekolah-sekolah di California dan San Antonio. Dia dianugerahi Penghargaan Guru Besar tingkat pertama dari St. Mary’s Hall pada 2002. Karya fiksi dewasanya memenangi tiga penghargaan nasional dan genre misteri. Saat ini, Rick Riordan menjadi penulis full-time dan tinggal di San Antonio dengan istri dan kedua putranya. Adapun novel yang telah diterbitkan adalah  The Lightning Thief , The Sea of Monsters , The Titan’s Curse, The Battle of the Labyrinth, The Last Olympian, The Lost Hero, The Son of Neptune, Big Red Tequila, Widower’s Two-Step, The Last King of Texas, The Devil Went Down to Austin, Southtown, Mission Road, Rebel Island, The Red Pyramid, dan The Kane Chronicles
Unsur Intrinsik
GAYA PENCIPTA
Gaya bahasa yang digunakan oleh Rick Riordan adalah gaya bahasa yang mudah dimengerti karena tidak lepas dari deskripsi yang diringkas penulis dengan baik. Selalu diselipi kata-kata humor yang membuat pembaca sedikit ada jeda dari perasaan tegang, sedih, dan terharunya adegan perang. Yang paling unik, setiap ramalan yang membawa satu misi selalu mempunyai arti ganda sehingga membuat pembaca ingin segera menyelesaikan novel tersebut.
PERBANDINGAN DENGAN BUKU LAIN
Banyak yang membandingkan serial Percy Jackson dengan serial Harry Potter, karena sama-sama bergenre fantasi. Selain karena setting tempat yang mempunyai persamaan tema juga karena 3 tokoh pemain utama pada kedua novel tersebut mempunyai karakter yang mirip.
Dari segi penulisan antara JK Rowling dan Rick Riordan tentulah berbeda satu sama lain. Cerita Harry Potter semakin lama cenderung semakin serius dan kelam, Sedangkan Rick Riordan menuturkannya dengan sangat jenaka. Sangat cocok dibaca untuk anak usia SD-SMA. Percy sang tokoh utama pun memiliki sensasi humor yang sangat tinggi sehingga meskipun bertarung melawan Kronos selalu saja ada hal yang mampu membuat pembaca tertawa.
Tapi terlepas dari persamaan dan perbedaan dengan Harry Potter. Percy Jackson and The Lightning Thief tetaplah bacaan yang wajib dibaca. Selain menikmati petualangannya, pembaca bisa memperkaya pengetahuan tentang mitologi Yunani.
MACAM / JENIS BUKU
            The Lightning Thief merupakan novel fiksi fantasi. Karena meski mengambil peran mitologi zaman dewa dewi Yunani kuno, tetapi pemeran utama novel ini tetaplah fiksi dan tidak nyata. Merupakan fiksi yang unik, karena menggabungkan dunia modern zaman sekarang dengan kehidupan dewa dewi mitologi Yunani kuno
KEUNGGULAN
            Keunggulan novel ini adalah kemampuan penulis memaparkan setiap latar yang dituliskan dengan sangat deskriptif sehingga pembaca hanyut dalam bayangan nyata kota yang digambarakan ataupun perang-perang yang sedang berlangsung seperti pembaca ikut dalam bagian pertempuran tersebut.
Hal yang menarik juga terjadi pada penokohan antara protagonis dan antagonis. Dalam  novel ini, antara protagonis dan antagonis tidak jelas di mana tokoh dituliskan benar-benar baik atau benar-benar jahat.  Hal ini membuat alur cerita mengalir dengan wajar dan tidak dibuat-buat. Bahkan di sini, Dewa pun digambarkan tidak sempurna karena mereka layaknya manusia yang haus akan duniawi.


KEKURANGAN
Kelemahan novel ini adalah tahap urutan cerita yang mudah ditebak. Meskipun maksud dari misi-misi yang dijalani sangat susah diprediksi akhir ceritnya, tetapi sangat mudah ditebak tahap-tahapnya seperti berkumpul di base camp lalu memainkan game, menerima ramalan, menjalankan misi dan ikut andil dalam perang melawan kronos.
Selain itu, menurut saya dari segi harga novel ini sedikit mahal melihat novel ini menggunakan kertas buram biasa yang kualitasnya kurang baik.
SIMPULAN & SARAN
Kesimpulannya, saya merekomendasikan  novel ini untuk dibaca karena novel ini sangat menarik. Bahasanya yang mudah dipahami dan banyak mengandung ilmu sejarah tentang mitologi Yunani Kuno akan menambah wawasan para pembaca.  Selain itu novel ini memuat sebuah amanat yang sangat jelas bahwa rasa marah dan dendam penuh kebencian hanya akan menghancurkan semuanya. Hidup kalau hanya dibuat untuk balas dendam sampai kapan pun tidak akan ada habisnya.

Penalaran Deduktif

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI



Tulisan Ilmiah

Penalaran Deduktif

Nama Dosen : Drs. Budi Santoso Ss.MM

Disusun Oleh : Muhammad Ryan Zakaria (26213139)

Kelas : 3EB22

Diajukan Guna Melengkapi Tulisan Dan Tugas Bahasa Indonesia 2 (Softskill)


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2015




    KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai saya dalam menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Penalaran Deduktif” ini. Makalah ini saya buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Drs. Budi Santoso,Ss.MM yang saya hormati.
          Saya berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca serta lebih mengetahui tentang apa itu Penalaran Deduktif..
Dalam penyusunan makalah ini saya banyak menerima bantuan dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.   Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.  Bapak Drs. Budi santoso, Ss.MM, Dosen Pembimbing Penulisan Makalah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
4.    Keluarga saya terutama Ayah dan Ibu yang telah mensupport saya   
5.   Teman-teman kelas 3EB22 yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini
6.    Orang Terdekat selain keluarga, Winda Maulina yang telah menyempatkan waktu untuk pembuatan makalah ini
Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Penulisan Makalah ini dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Bekasi, 08 November 2015



DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................i
Daftar isi .........................................................................................ii

BAB I ……………….......................................................................3
PENDAHULUAN…….............…………..……………………….3
A. Latar belakang ............................................................................3
B. Rumusan masalah .......................................................................3
C. Tujuan penelitian .................................................................. ….3
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................3

BAB II …………..………...…………………........………............5
PEMBAHASAN……………..……………………........………
....5
A. Definisi Penalaran…………..……………… ............................5
B. Pengertian Penalaran Deduktif.. ................................................5
C. Macam-Macam Penalaran Deduktif………................…...…...5

BAB III…………….......……………….......................................15
PENUTUP ....................................................................................15
KESIMPULAN ………………....................................................15
DAFTAR PUSTAKA……. ..........................................................16











BAB I
    PENDAHULUAN



1.1.   Latar Belakang
Sebelum kita mebahas dan memahami lebih jauh mengenai penalaran deduktif, timbul pertanyaan yang mendasar yang muncul di dalam benak kita mengapa kita mempelajari penalaran? Kita perlu memahami mengenai penalaran karena penalaran merupakan hal yang sering kita gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu dengan yang lainya. Namun di dalam bahasan kali ini kita membahas penalaran yang penggunaanya di gunakan di dalam Bahasa Indonesia.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya.
1.2.   Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini dibuat bertujuan untuk peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. Selain itu untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
1.3.    Rumusan Masalah
1.Ada yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2.Apa berapa macam jenis penalaran deduktif ?
3.Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
1.4.   Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan data dari pencarian melalui internet atau e-library. 



   BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Penalaran:
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui, proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Tapi dalam kesempatan ini, kami akan membahas lebih dalam tentang penalaran deduktif.
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.Penalaran Deduktif bisa disebut juga sebagai proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.

Macam-macam Penalaran Deduktif:
  1. SILOGISME
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:
a)      Barang siapa melanggar peraturan X harus dihukum.
b)      Ia melanggar peraturan X.
c)      la harus dihukum.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis mayor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.
Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu. Misalnya:
Ø  Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan.
Ø  Kita selalu mematuhi peraturan.
Ø  Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:
Ø  Semua yang melanggar peraturan harus dihukum.
Ø   Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan.
Ø  Kita tidak dihukum.
Secara singkat silogisme dapat dituliskan Jika A=B dan B=C maka A=C. Silogisme terdiri dari; Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotetis dan Silogisme Disyungtif.
a)      Silogisme Kategorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Ø  Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………M……………...P
Ø  Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………..M
Ø  Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
Note : (S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)

Hukum-hukum Silogisme Kategorial:
1.      Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan,
Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal dimakan).
  1. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)

a.    Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar.
(Tidak ada kesimpulan)


Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukan.
Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjukan.
Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)

b.  Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin.
Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)
c.      Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti:
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis adalah positif)

d.   Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda, maka kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor berarti planet yang mengelilingi bumi).

e.    Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah (middle term), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya.



b)      Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotetis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetis, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorial.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis :
1)      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi, saya naik becak.

2)      Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi, hujan telah turun

3)       Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

4)       Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

  Hukum-hukum Silogisme Hipotetis
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorial. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetis adalah:
1)      Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2)      Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3)      Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4)      Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan.


c)      Silogisme Disyungtif
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya merupakan keputusan kategorial yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetis istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dansilogisme disyungtif dalam arti luas.
a.       Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus, jadi
la bukan tidak lulus.

b.      Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
  
Hasan di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi di pasar.

Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
1)      Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti: 
la berada di luar atau di dalam.                    Ia berada di luar atau di dalam. 
Ternyata tidak berada di luar.                       Ternyata tidak berada di dalam. 
Jadi ia berada di dalam.                                  Jadi ia berada di luar.

2)      Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti: 
Budi di masjid atau di sekolah.                      Budi di masjid atau di sekolah. 
la berada di masjid.                                          Ia berada di sekolah. 
Jadi ia tidak berada di sekolah.                     Jadi ia tidak berada di masjid.


  Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
  1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
  2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti
      Budi menjadi guru atau pelaut.              Budi menjadi guru atau pelaut. 
      la adalah guru.                                           Ia adalah pelaut. 
      Jadi ia bukan pelaut.                                Jadi ia bukan guru.


  1. ENTIMEN
Merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya adalah silogisme.
Contoh :
Premis mayor (MY)    : Manusia mahluk rasional
Premis minor (MN)     : Kucing bukan manusia
Kesimpulan (K)           : Kucing tidak rasional

Premis mayor (MY)    : Setiap manusia pernah lupa
Premis minor (MN)     : Mahasiswa adalah manusia
Kesimpulan (K)           : Mahasiswa pernah lupa

Dapat diuraikan sebagai berikut :
a)      Silogisme merupakan bentuk penalaran deduktif yang formal.
b)   Proses penalaran dimulai dari premis mayor melalui premis minor sampai pada kesimpulan.
c)      Strukturnya tetap: premis mayor, premis minor, kesimpulan.
d)     Premis mayor berisi pernyataan umum.
e)      Premis minor berisi pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor.
f)       Kesimpulan dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya.


BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.

















DAFTAR PUSTAKA

Ersza, S. Kemal, M. Duvi, A. & Youdanto, H. 2012., Makalah Penalaran Induktif dan Deduktif. http://wolles14.wordpress.com/2012/03/27/makalah-penalaran-induktif-dan-deduktif/ .
Achmad, R. Ilham, F. Ira, afiana. Rika, wika. & Yunit, D. 2012., Makalah Penalaran Induktif dan Deduktif. http://sahabat-keyboard.blogspot.com/2012/03/makalah-penalaran-induktif-dan-deduktif.html.
Pratama, B. Rizka,  D. Tita, S. & Saripah. 2012., Penalaran Deduktif.http://gogopratamax.blogspot.com/2012/03/tugas-kelompok-bahasa-indonesia.html.
Anggara, B. 2011., Penalaran Deduktif Dan Induktif.http://ghoo.blog.com/2011/10/01/penalaran-deduktif-dan-induktif/.