Senin, 09 Juni 2014

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah serta Kondisi di Negara ASEAN

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah serta Kondisi di Negara ASEAN



Suku bunga merupakan tolak ukur dari kegiatan perekonomian suatu negara yang berimbas pada kegiatan perputaran arus keuangan perbankan, inflasi, investasi dan pergerakan mata uang di suatu negara.
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga"
Perlu diketahui biasanya negara-negara besar seperti Amerika, Inggris dan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa merupakan negara yang memiliki currency (mata uang) terbesar dalam transaksi di bursa. Aktivitas ekonomi yang terjadi di negara-negara memiliki pengaruh fundamental terhadap perekonomian dunia.

Tingkat Pertumbuhan PDB Negara Anggota ASEAN Berdasarkan Harga Konstan, Tahun 1998–2013









Perekonomian ASEAN cenderung melambat ditengah ketidakpastian ekonomi global dan instabilitas ekonomi makro kawasan ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN) menunjukkan kecenderungan perlambatan selama tengah tahun pertama 2013 ini terutama disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi global sehingga memangkas ekspornya serta melemahnya konsumsi karena naiknya inflasi. Data pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2013 menunjukkan bahwa dari total 10 (sepuluh) negara anggota ASEAN, hanya 2 (dua) negara yang mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi year-on-year lebih baik daripada capaian pada tahun 2012 yaitu Filipina (7,5%) dan Singapura (3,7%).

Indeks Saham Negara ASEAN: 2009-2013






Pasar Saham Menunjukkan Pelemahan: Arus Balik Modal Asing

Nilai Tukar Negara ASEAN Terhadap USD, Tahun 2009- 2013







Nilai Tukar Mata Uang Negara ASEAN Cenderung Melemah
Tanda-tanda instabilitas ekonomi di negara ASEAN juga terekam pada aktivitas di pasar saham maupun nilai tukar mata uang. Pasca krisis keuangan global 2008-2009, terlihat bahwa hampir semua negara anggota mengalami pertumbuhan pada harga-harga saham hingga tahun 2012. Namun hingga transaksi per-30 Agustus 2013 terdapat 7 dari 10 negara ASEAN mengalami penurunan pertumbuhan harga saham yang menunjukkan bahwa adanya kecenderungan keluarnya arus modal para investor dari negara-negara ASEAN akibat ekonomi Amerika Serikat mengirimkan sinyal perbaikan ekonomi serta antisipasi kebijakan tapering the Fed sementara persepsi para pelaku bisnis terhadap ekonomi ASEAN tidak terlalu baik. Ketersediaan modal yang mengering diiringi dengan neraca pembayaran yang mengalami defisit di beberapa negara mendorong terjadinya juga pelemahan pada nilai tukar mata uang tercatat hingga 30 Agustus 2013, seluruh mata uang negara anggota ASEAN mengalami pelemahan terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Pelemahan mata uang terutama pada negara-negara utama ASEAN (ASEAN-5) seperti Indonesia dan Malaysia yang memiliki pangsa ekonomi yang besar diperkirakan akan memberikan dampak pada ekonomi ASEAN secara keseluruhan.

Tingkat Inflasi Negara Anggota ASEAN Tahun 2000-Agustus 2013








Tekanan inflasi meningkat
Tingkat inflasi pada negara-negara ASEAN hingga bulan Agustus 2013 cenderung meningkat terutama untuk negara Indonesia (8,79%), Vietnam (7,50%) dan Laos (7,43%). Indonesia mengalami tekanan tinggi pada inflasi terutama diakibatkan dari terganggunya pasokan sejumlah komoditas pangan seperti bawang merah, cabai, daging sapi dan daging ayam serta momentum penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdekatan dengan hari besar keagamaan serta tahun ajaran baru pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Sementara inflasi tinggi yang terjadi di Vietnam terutama didorong oleh dampak penuh dari implementasi penyesuaian harga BBM yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 diiringi dengan peningkatan biaya oleh otoritas terkait pada biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya air rumah tangga serta biaya transportasi umum. Kebijakan bank sentral yang lemah diiringi dengan pelayanan perbankan umum yang masih sangat terbatas menyebabkan aktivitas perbankan yang dapat menjadi penyeimbang terhadap kecenderungan peningkatan harga menjadi berjalan tidak optimal di Vietnam. Lonjakan tingkat inflasi di beberapa negara utama di ASEAN ini ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan moneter oleh bank sentral masing-masing negara serta kebijakan price pegging oleh otoritas terkait pada beberapa sektor di Vietnam terutama pada biaya layanan kesehatan.

SUMBER: http://www.macroeconomicdashboard.com/index.php/asean/160-asean-economies-growth-has-slowed,-improvement-is-slower-than-expected
        http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=124963&title=efek_suku_bunga_terhadap_nilainbsptukar_mata_uang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar